Posted by : Unknown Sabtu, 23 Juni 2012

Negosiasi gagal karena salah paham dengan calon mitra asing. Pekerjaan
tertunda karena komunikasi yang terbata-bata dengan klien dari negeri
seberang. Mengalami kerugian dari kontrak kerja yang tidak sepenuhnya
dipahami. Lamaran kerja di sebuah perusahaan asing ditolak karena
kemampuan berbahasa Inggris yang kurang. Kesempatan kerja sama
dengan perusahaan kelas internasional batal akibat tidak bisa
menyediakan tenaga kerja yang bisa berbahasa Inggris.

Apakah Anda pernah mengalami salah satu dari kejadian di atas? Anda
tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami masalah dalam pekerjaan
bukan karena tidak ada kemampuan atau kesempatan, melainkan hanya
karena kemampuan bahasa Inggris yang kurang. Di dunia usaha yang
makin mengglobal, semakin banyak perusahaan lokal Indonesia yang
masuk ke pasar dunia, dan semakin banyak perusahaan internasional
yang masuk ke pasar lokal, penggunaan bahasa Inggris yang menjadi
bahasa ”bisnis” makin dirasakan sebagai suatu keharusan. Masalahnya,
jumlah pelaku bisnis di Indonesia yang sudah nyaman menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari dalam bisnis masih terbatas.

PRINSIP BELAJAR YANG EFEKTIF

Belajar bahasa Inggris tidak sulit, tetapi juga tidak semudah membalik
telapak tangan. Yang penting adalah kemauan dan ketekunan. Pakar
pembelajaran Bahasa Inggris, H. Douglas Brown mengemukan lima
prinsip belajar bahasa Inggris yang efektif berikut ini.

”Way of life”. Jika kita belajar bahasa Inggris di negeri tempat bahasa
tersebut digunakan sebagai Bahasa Ibu, umumnya kita akan lebih cepat
menguasai bahasa tersebut karena kita setiap hari dikelilingi oleh bahasa
Inggris, dari bangun tidur sampai kembali ke tempat tidur. Hal ini
disebabkan karena bahasa Inggris telah menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kehidupan kita. Demikian pula yang harus kita lakukan
di Indonesia, jika kita ingin belajar bahasa Inggris dengan efektif: kita
harus menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian dari kehidupan kita.
Artinya, kita harus mencoba menggunakannya setiap hari di mana
mungkin. Untuk itu, kita bisa membaca, mendengar, ataupun berbicara
dengan menggunakan bahasa Inggris pada setiap kesempatan yang kita
temui atau yang bisa kita ciptakan. Misalnya, kita bisa menyisihkan waktu
tiap hari untuk baca satu artikel bahasa Inggris dalam satu hari. Kalau
satu artikel belum mampu, satu paragraf atau satu kalimat per hari pun
tidak jadi masalah. Kita jadikan kalimat tersebut kalimat kita hari itu,
dan kita gunakan kalimat tersebut dalam segala kesempatan yang
mungkin ada dalam hari itu. Atau, kita bisa juga meluangkan waktu
untuk mendengarkan segala sesuatu dalam bahasa Inggris (lagu, berita,
atau kaset-kaset berisi pembicaraan dalam bahasa Inggris) untuk
membiasakan telinga kita terhadap bahasa asing tersebut. Yang bisa kita
lakukan antara lain adalah mendengarkan kaset-kaset (baik lagu, pidato,
presentasi, atau kaset pembelajaran dalam bahasa Inggris) di mobil
sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor atau sebaliknya. Kita juga
bisa mencoba untuk menulis dalam bahasa Inggris (menulis memo, surat
pendek, ataupun menulis rencana kerja yang akan kita lakukan selama
seminggu atau untuk hari berikutnya). Pada prinsipnya, kelilingi hidup
kita dengan bahasa Inggris yang topik-topiknya kita senangi atau kita
butuhkan.

”Total commitment”. Untuk menjadikan bahasa Inggris sebagai bagian
yang tidak terpisahkan dari hidup kita, kita harus memiliki komitmen
untuk melibatkan bahasa Inggris dalam hidup kita secara fisik, secara
mental, dan secara emosional. Secara fisik, kita bisa mencoba mendengar,
membaca, menulis, dan melatih pengucapan dalam bahasa Inggris, terusmenerus
dan berulang-ulang. Secara mental atau intelektual, kita bisa
mencoba berpikir dalam bahasa Inggris setiap kali kita menggunakan
bahasa Inggris. Misalnya, dalam memahami bahasa Inggris, jangan kata
per kata, tapi arti secara keseluruhan. Kita bisa mencoba mengenali
beberapa ungkapan dalam bahasa Inggris yang memiliki arti yang kurang
lebih sama, misalnya: How’re you?, How’s life?, How’s business? (jangan
terpaku pada satu ungkapan saja). Dan, yang paling penting adalah
keterlibatan kita secara emosional dengan bahasa Inggris, yaitu kita perlu
memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar bahasa Inggris, dan kita perlu
mencari ”hal-hal positif” yang bisa kita nikmati, ataupun yang bisa
memberikan kita keuntungan jika kita mampu menguasai bahasa Inggris.
Hal-hal ini akan memberikan energi yang luar biasa pada kita untuk tetap
bersemangat belajar bahasa Inggris. Ketiga aspek (fisik, mental, dan
emosional) ini harus kita libatkan secara total dalam proses belajar kita,
jika kita ingin belajar bahasa Inggris dengan lebih efektif.

”Trying”. Belajar bahasa adalah seperti belajar naik sepeda atau belajar
menyetir mobil. Kita tidak bisa hanya membaca dan memahami ”buku
manual” saja, tetapi kita harus mencoba menggunakannya. Pada tahap
pembelajaran (tahap percobaan), sangat wajar jika kita melakukan
kesalahan. Yang penting adalah mengetahui kesalahan yang kita lakukan
dan memperbaikinya di kesempatan yang berikutnya. Akan lebih baik
lagi jika pada saat mencoba kita mempunyai guru yang bisa memberitahu
kita kesalahan yang kita lakukan. Guru tidak harus guru formal di
sekolah atau kursus bahasa Inggris. Guru bisa saja sebuah kaset yang
bisa kita dengarkan dan kita bandingkan dengan ucapan kita, sebuah
buku pelajaran yang bisa kita baca dan cek jawabannya, atau bisa juga
kenalan, ataupun kerabat yang bisa membantu kita jika kita ada masalah
atau ada hal-hal yang ingin kita tanyakan. Kita tidak usah malu bertanya,
dan tidak usah takut melakukan kesalahan. Dari pertanyaan yang kita
ajukan dan dari kesalahan yang kita lakukan, kita bisa belajar banyak.

”Beyond class activities”. Jika kita belajar bahasa Inggris secara formal (di
kelas, di kursus), biasanya jam-jam belajarnya terbatas: empat jam
seminggu, enam jam seminggu ataupun delapan jam seminggu. Yang
pasti jam belajar di kelas ini tentunya sangat terbatas. Agar belajar bisa
lebih efektif, kita harus menciptakan kesempatan untuk ”belajar” juga di
luar jam-jam belajar di kelas: berdiskusi dengan teman, mengunjungi
websites yang menawarkan pembelajaran bahasa Inggris gratis, ataupun
berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan teman-teman atau native
speakers (baik melalui surat, email, ataupun percakapan langsung). Kita
bisa juga mencoba membaca koran, majalah, buku-buku teks,
mendengarkan radio, lagu, ataupun menonton acara-acara dan film. Agar
proses belajar bisa lebih menarik, pilihlah topik-topik yang sesuai dengan
minat kita, kebutuhan kita, ataupun yang berhubungan dengan latar
belakang pendidikan dan pekerjaan yang kita tekuni.

”Strategies”. Jika komitmen, keberanian mencoba, dan menjadikan
bahasa Inggris sebagai bagian hidup telah kita terapkan, langkah
selanjutnya adalah menerapkan strategi belajar yang tepat untuk
menunjang proses belajar kita. Strategi ini bisa kita kembangkan dan kita
sesuaikan dengan kepribadian dan gaya belajar kita masing-masing. Ada
yang lebih mudah belajar dengan menggunakan ”cue-cards”, yaitu kartukartu
kecil yang bertuliskan ungkapan atau kata-kata yang ingin kita
kuasai disertai dengan contoh kalimat yang bisa menggunakan kata-kata
tersebut. Kartu ini bisa kita bawa kemana pun kita pergi. Kapan pun ada
kesempatan (pada saat menunggu taksi, menunggu makan siang
disajikan, ataupun pada saat berada dalam kendaran yang sedang
terjebak kemacetan), kita bisa mengambil kartu ini dan membacanya
serta mencoba melakukan improvisasi dengan kata-kata baru dalam
struktur kalimat yang sama. Ada pula orang yang lebih mudah belajar
dengan langsung berkomunikasi lisan dengan orang lain atau native
speakers. Dari komunikasi ini mereka bertanya, mendengar, dan
memperbaiki ucapan dan meningkatkan kosa kata mereka dengan gaya
belajar kita.

GAYA BELAJAR

Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Gaya belajar ini
terbentuk dari lingkungan dan kebiasaan kita sehari-hari. Jika kita
mengenal gaya belajar kita, maka kita bisa memilih strategi belajar yang
efektif, yang disesuaikan dengan gaya belajar kita masing-masing.
”Auditory learners”. Jika kita termasuk orang yang lebih mudah belajar
dengan mendengarkan, maka kita memiliki gaya belajar ”auditory.” Jika
ini gaya belajar kita, maka kita bisa memperbanyak porsi belajar dengan
mendengarkan, misalnya mendengarkan kaset-kaset pelajaran bahasa
Inggris, lagu-lagu favorit kita, ataupun berita, pidato dalam bahasa
Inggris. Kita juga bisa mendengarkan percakapan-percakapan dalam
bahasa Inggris di film-film favorit yang kita tonton di bioskop, televisi,
ataupun VCD. Dengarkan ucapan, ungkapan yang digunakan, perhatikan
konteks ataupun situasi di mana kata-kata ataupun ungkapan tersebut
digunakan. Lakukan hal ini berulang-ulang maka kita akan bertemu
dengan ungkapan serupa yang dapat kita latih secara berkala, sehingga
kita bisa makin mahir mengucapkan dan menggunakannya.

”Visual learners”. Jika kita termasuk orang yang lebih mudah belajar
melalui input visual (gambar, tulisan), maka kita memiliki gaya belajar
”visual”. Banyak sekali strategi yang bisa kita lakukan. Kita bisa membaca
artikel-artikel dalam bahasa Inggris yang kita anggap penting, dan
menarik di surat kabar, majalah, ataupun internet, untuk kemudian kita
coba ceritakan kembali dengan kata-kata yang kita susun sendiri, baik
dalam bentuk tulisan ataupun dalam bentuk ucapan. Kita bisa juga
membaca dan mempelajari contoh surat, proposal, brosur yang sering
kita temui dalam melakukan pekerjaan kita. Untuk mencoba memahami
suatu konsep abstrak, kita bisa menggambarkannya dalam bentuk visual:

”flow chart”, tabel, ataupun bentuk-bentuk visual lainnya.
”Kinesthetic learners”. Jika kita lebih suka belajar dengan melakukan
sesuatu atau bergerak, maka kita bisa belajar dengan menggunakan
komputer (di mana kita harus menekan tombol di keyboard, atau mouse),
sehingga kita tidak cepat bosan. Kita bisa juga bergabung dengan
perkumpulan-perkumpulan bahasa Inggris (English Club) yang memiliki
banyak kegiatan dan permainan yang melibatkan gerakan. Yang juga bisa
kita lakukan adalah belajar dengan menulis (menggerakkan tangan untuk
menulis), atau mencoba memahami sebuah kata atau ungkapan dengan
membayangkan gerakan yang bisa diasosiasikan dengan arti kata-kata
tersebut.

Setiap orang bisa memiliki lebih dari satu gaya belajar (misalnya auditory
dan visual, atau visual dan kinesthetic). Apa pun gaya belajar kita, jika
kita sudah mengenalnya, bisa kita cari dan terapkan strategi belajar yang
disesuaikan dengan gaya belajar tersebut agar hasilnya bisa lebih efektif.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

^^Find Me^^

^^Translate^^

^^God Enel^^

^^God Enel^^
My Favorite Anime Character

- Copyright © Elfrada.com - You'll Get it Here-|-Robotic Notes-|-Powered by Blogger -|- Designed by Erick Elfrada -