Menjual perusahaan game dengan reputasi terbaik di dunia ternyata tidak semudah membalik telapak tangan.
Hal
ini dialami Vivendi ketika perusahaan ini ingin menjual anak
perusahaannya, Activision Blizzard yang notabene merupakan perusahaan
game dengan keuntungan terbesar di 2011.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Vivendi mempertimbangkan opsi lain untuk mendapatkan kucuran dana yang dibutuhkannya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya,
Vivendi merupakan perusahaan konglomerasi dunia yang saat ini mengalami
masalah keuangan. Mulai dari tidak terpenuhinya target keuntungan
hingga hutang yang terus bertambah.
Oleh karena itu, beberapa saat
lalu Vivendi memutuskan untuk menjual anak emasnya di bidang game,
Activision Blizzard - perusahaan game yang menelurkan game populer World of Warcraft dan Diablo III - demi mendapatkan dana baru.
Walaupun sempat digosipkan Microsoft ingin mencaplok perusahaan tersebut, ternyata kenyataannya tidak semanis gosip.
Tidak
banyak perusahaan lain yang ikut serta dalam penawaran Activision
Blizzard. Tingginya harga yang ditawarkan Vivendi serta beragam alasan
lain membuat saham perusahaan game termahal ini hanya ditawar setidaknya
sekitar 12 persen saja.
Sangat jauh dari target Vivendi yang mengharapkan dibelinya 61 persen saham Activision Blizzard oleh perusahaan lain.
Oleh
karena itu, Vivendi akhirnya mempertimbangkan untuk membuka penawaran
untuk anak perusahaannya yang berkutat di bidang telekomunikasi, Global
Village Telecom (GVT).
Melalui penjualan tersebut, Vivendi
berharap dapat menguangkan sekitar 8,59 miliar hingga 10,42 miliar
(sekitar Rp 81,08 triliun hingga Rp 98,36 triliun).
Related Posts :
- Back to Home »
- Information »
- Perusahaan Game Tersukses di Dunia Gagal Dijual
